Anak-anak ini tidak pernah mempunyai pengalaman
berhasil, yang disebabkan karena tidak pernah mendapat pengakuan
dari orang tua atas apa yang telah dicapainya. Sehingga sejak
kecil tertanam dalaam pikiran "meskipun saya berusaha dengan baikpun
percuma saja". Hal ini juga bisa terjadi saat orang tua mengijinkan mereka untuk menyerah ketika mengalami kesulitan sehingga
mereka menilai diri sendiri terlalu rendah (mereka beranggapan apapun yang
mereka lakukan selalu gagal / berhenti di tengah jalan.
Apapun kasusnya, biasanya masalah
terletak pada pendidikan. Yang terpenting dalam pendidikan adalah : Memperhatikan
perubahan sekecil apapun dalam diri anak setiap hari kemudian memberikan
pengakuan dan pujian dengan tulus atas perubahan itu serta memberikan dorongan
semangat kepada anak.
Terhadap lembar kerja Kumon
yang bernilai 100 yang setiap kali mereka bawa pulang dari kelas Kumon,
apakah kita berpikir anak bisa mengerjakan seperti itui adalah sesuatu yang
wajar? Atau bahkan kita tidak perduli? Jika orangtua berpikir
seperti itu maka meskipun bagi anak merupakan hal yang sulit dan akhirnya bisa
mendapatkan nilai 100, mereka tidak mendapatkan keuntungan apa-apa. Bahkan
kadang dimarahi sehingga mereka kecewa dan berpikir berusaha adalah sesuatu
yang bodoh dan membuang waktu.
Sebaliknya jika pada saat sulit dan anak
m
erasa hampir menyerah, orang tua memberikan dorongan, apa yang akan terjadi?
Bagaimana jika saat anak terus berusaha mengerjakan lembar Kumon-nya sampai
akhir meski sambil menangis, orang tua terus menerus
memberikan dukungan dengan berkata "Wah,
luar biasa! Kamu telah berusaha
keras. Ini bukan soal yang mudah tapi kamu bisa menyelesaikannya. Hebat sekali!
Papa/Mama bangga padamu nak!" Bagi anak, jika hasil dari berusaha adalah mendapatkan
"pujian, pengakuan dan dorongan"
, maka dari sanalah akan timbul semangat untuk berusaha dengan gigih. Rasa
percaya diri dan bangga akan kemampuan diri setelah dapat mengatasi rintangan akan
membentuk pengalaman berhasil yang baru.
Dengan mengulang-ulang proses ini setiap
hari maka anak akan menjadikan "berusaha" sebagai suatu
kebiasaan dalam hidupnya. Namun anak tidak dapat menjadi bisa mengerjakan hanya
dengan belajar semaunya saja. Perhatian orangtua akan tugas anak sehari-hari
dan tindakan nyata seperti menghargai, memuji, mendorong, akan memberikan
pengaruh besar bagi pembentukan karakter anak. Mari kita bantu
anak-anak kita (dan kita sendiri) untuk menjadikan berusaha sebagai suatu
kebiasaan.
(Tokuhiro Kimata)
(Tokuhiro Kimata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar